Mencari Tuhan, Menemukan Sukacita
INJIL LUKAS 2 : 8 - 16
Refleksi Teologis
Apa yang membuat manusia bergerak untuk mencari sesuatu? Entahkah itu mencari makan? Ataukah itu mencari uang? Pertanyaan mengenai apa yang membuat manusia bergerak mencari sesuatu sesungguhnya mengarahkan kita pada tujuan utama dari hidup kita sendiri. Saat seseorang bergerak mencari makan, maka tujuan utamanya adalah menghilangkan rasa lapar. Makanan bukan tujuan utama. Saat seseorang bergerak untuk mencari uang, maka tujuan utamanya adalah untuk membuat kehidupan kita secara ekonomi lebih baik. Uang bukan tujuan utama.
Saat para gembala bergerak untuk mencari Maria, Yusuf, dan bayi di palungan, maka kita tahu bahwa tujuan utama mereka bukanlah soal Maria, Yusuf, atau bayi di palungan itu. Tujuan utama dari para gembala ada pada ayat 10 – 11. Kata-kata kuncinya adalah kesukaan besar dan Juruselamat. Mengapa begitu penting bagi para gembala merasakan kesukaan besar? Apa juga yang membuat mereka tertarik mendengar kata Juruselamat? Kita harus memahami keadaan para gembala dalam konteks pembacaan Alkitab pagi ini. Para gembala adalah orang-orang yang tidak dipandang begitu penting di dalam masyarakat Romawi dan Yunani saat itu. Israel adalah bangsa yang berada di bawah kekuasaan bangsa Romawi dan Yunani. Sebagian besar dari orang Israel memiliki pekerjaan sebagai seorang gembala. Pekerjaan sebagai gembala dianggap sebagai pekerjaan yang kasar. Kita tidak bisa membayangkan gembala pada zaman Alkitab sama dengan gembala saat ini. Gembala pada zaman Alkitab adalah pekerjaan yang kasar dan kotor. Bau badan mereka bercampur dengan ternak mereka. Mereka harus bertahan dari dinginnya malam (Ay. 8) dan teriknya siang hari. Mereka harus kuat dan kasar saat ternak-ternak mereka terancam oleh hewan-hewan liar. Gembala adalah pekerjaan yang dipandang paling buruk bagi orang-orang Romawi dan Yunani. Menarik sekali saat kita melihat bahwa malaikat Tuhan justru memperlihatkan diri kepada orang-orang yang dipandang rendah dan hina.
Bagi para gembala, hidup
dalam keterbatasan serta dalam keadaan serba cukup adalah hal yang biasa. Tapi,
itu tidak berarti gembala-gembala tidak mempunyai harapan akan kehidupan yang
lebih baik. Setiap orang menginginkan kehidupan yang lebih baik, bukan? Bagi
para gembala, kehidupan yang lebih baik itu adalah suatu berita kesukaan
yang besar. Kehidupan yang lebih baik maksudnya mereka tidak lagi harus
bertarung dengan dinginnya malam dan teriknya matahari. Kehidupan yang lebih
baik itu maksudnya mereka tidak lagi harus bertaruh nyawa berhadapan dengan
hewan buas untuk melindungi ternak mereka. Kehidupan yang lebih baik maksudnya
mereka tidak lagi harus dipandang hina dan rendah oleh orang-orang di sekitar
mereka. Ini adalah berita kesukaan bagi para gembala. Dalam ayat 11,
Malaikat Tuhan menyadarkan para gembala akan harapan mereka tentang kehidupan
yang lebih baik.
Persoalannya adalah para gembala tidak bisa mewujudkan harapan mereka sendiri hanya dengan upaya mereka. Para gembala sudah begitu lama terjebak dalam keadaan hidup yang sangat berat sehingga mereka membutuhkan sosok yang cukup kuat untuk menarik mereka keluar dari keadaan hidup yang berat itu. Sosok itulah yang disebut dengan Juruselamat. Para gembala saat mendengar kata Juruselamat dari Malaikat Tuhan, mereka mampu melihat kesukaan yang besar. Hanya dengan mendengar kata Juruselamat, semangat mereka bangkit. Tujuan utama dari para gembala kini bergeser. Mereka tidak mengurusi ternak mereka, tetapi mereka mengejar dan mencari hal yang lebih besar yaitu Juruselamat. Para gembala yakin bahwa saat mereka menemukan Juruselamat, mereka juga akan merasakan sukacita yang sangat besar. Sukacita yang mampu mengubah hidup mereka jadi lebih baik.
Mari kita membayangkan bahwa diri kita seperti para gembala itu. Kita semua berupaya untuk membangun yang lebih baik. Tetapi kadang, keadaan hidup kita begitu-begitu saja sampai-sampai kita merasa bahwa keadaan hidup tidak begitu berubah. Tekanan dari lingkungan, baik itu pekerjaan maupun orang-orang di sekitar kita, kadang membuat kita merasa bahwa harapan itu mulai terdengar seperti mimpi di siang bolong. Saat orang berbicara tentang kehidupan yang lebih baik atau kehidupan yang penuh sukacita, kita merasa kata-kata itu seperti angin, enak untuk dirasakan tapi sulit untuk ditangkap. Namun, jauh di dalam lubuh hati kita yang terdalam sesungguhnya setiap orang menginginkan hidup yang penuh sukacita. Hanya saja manusia seringkali terjebak pada hal-hal yang tidak memberikan sukacita yang abadi. Harta dan kekayaaan memang memberikan sukacita, tetapi harta dan kekayaan itu tidak bertahan selamanya. Jabatan yang tinggi memang memberikan sukacita, tetapi semakin tinggi jabatan, maka semakin banyak orang yang berusaha untuk bersaing untuk menjatuhkan kita. Sukacita yang diberikan dunia tidak pernah sungguh-sungguh menghadirkan kekuatan bagi kita bertahan dalam hidup yang berat ini. Hanya ada satu hal yang mampu membuat kita merasakan sukacita yang abadi, baik dalam hidup ini maupun dalam kehidupan selanjutnya. Satu hal itu adalah Juruselamat yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Saat kita mencari Juruselamat, maka kita akan menemukan sukacita yang abadi. Mencari Juruselamat sama dengan mencari Allah. Mencari Juruselamat berarti kita berupaya mendekatkan diri kepada Tuhan di tengah kepadatan hidup ini. Orang-orang yang mencari Allah bukanlah mereka yang hanya bicara tentang Tuhan dan tidak bekerja. Orang-orang yang mencari bukan juga mereka hanya memberi tenaga tetapi tidak datang beribadah. Orang yang mencari adalah orang yang bekerja dan beribadah dengan seimbang. Mereka yang rajin bekerja, tetapi juga tetap memiliki semangat untuk beribadah. Mereka yang sadar diri bahwa sebagai manusia, hidup ini hanya sementara dan kita tidak tahu kapan kematian menjemput kita. Tapi, Tuhan mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi. Firman pada hari ini mendorong kita untuk mencari Allah di dalam pekerjaan kita sehari-hari dan juga dalam kehidupan rohani kita yaitu beribadah kepada Allah. Saat kita mencari Allah, maka Ia adalah Tuhan yang membuka diri dan memberi dirinya untuk ditemukan oleh orang-orang percaya. Saat Tuhan membuka dan memberi dirinya pada kita, maka kita akan merasakan kekuatan dan penghiburan yang adalah sukacita yang abadi. Jadi, Carilah Tuhan dalam kehidupanmu setiap hari dan kamu akan menemukan sukacita yang membuatmu tetap kuat dan terus berpengharapan di dalam hidupmu. Tuhan Yesus memberkati kita semua.
Comments
Post a Comment