Menjadi Manusia Yang Sempurna Seperti Yesus Kristus
INJIL LUKAS 2 : 21 - 24
Refleksi Teologis
Ada suatu istilah yang mengatakan bahwa manusia tidak ada yang sempurna, hanya Allah yang sempurna. Istilah mempunyai makna bahwa manusia adalah makhluk yang terbatas dan selalu melakukan kesalahan. Istilah ini juga seringkali digunakan untuk membuat manusia memaklumi kesalahan-kesalahan yang ia lakukan. Padahal, kesalahan adalah tindakan yang tidak benar karena tidak sesuai dengan aturan, norma, atau nilai. Kesalahan tidak seharusnya dimaklumi. Kesalahan seharusnya diperbaiki agar tidak terulang lagi. Sayangnya, seringkali ketika kita menggunakan istilah “manusia tidak ada yang sempurna”, maka tujuannya adalah untuk menutupi kesalahan bukan mengintrospeksi kesalahan. Kita perlu kembali berpikir dengan baik dan benar tentang apakah benar bahwa manusia itu tidak ada yang sempurna? Jawaban dari pertanyaan ini tersedia dalam pembacaan Alkitab kita.
Ada beberapa kata-kata kunci dalam pembacaan Alkitab hari ini, marilah kita bersama-sama memperhatikan. Dalam ayat 21 dan 22, kata-kata kuncinya adalah dan ketika genap. Sedangkan, dalam ayat 23, kata-kata kuncinya adalah seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan. Lalu, dalam ayat 24, kata-kata kuncinya adalah menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan. Dalam ayat 21 dan 22, kata-kata dan ketika genap menyimpan makna yang dalam. Penggunaan kata dan ketika dalam Bahasa Indonesia menunjukkan ukuran waktu dari suatu aktifitas, contohnya, ketika saya makan atau ketika saya berjalan. Sedangkan kata genap menunjukkan sesuatu yang sempurna, penuh atau utuh. Kata-kata dan ketika genap berarti Yesus Kristus adalah waktu yang sempurna bagi Tuhan menunjukkan kehadiran-Nya sebagai manusia yang sempurna.
Dalam ayat 23 dan 24, kata-kata kuncinya mempunyai bunyi yang mirip yaitu seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan dan menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan. Kedua kata-kata kunci itu artinya Yesus Kristus adalah manusia yang hidup sesuai dengan perkataan-perkataan Tuhan bahkan sejak Ia masih bayi. Bagaimana bisa seorang bayi mengambil keputusan bagi dirinya sendiri? Bukankah kita tidak bisa hidup sesuai dengan perkataan-perkataan Tuhan jika kita tidak mempunyai kemampuan untuk mengambil keputusan? Jawaban dari pertanyaan ini sangat sederhana yaitu Maria dan Yusuf memainkan peran sebagai orangtua yang baik dan benar untuk membawa Yesus ke jalan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Orangtua yang baik dan benar adalah orangtua yang membantu dan membimbing anaknya mengikuti perkataan-perkataan Tuhan.
Dari penjelasan mengenai kata-kata kunci ini, maka kita mendapatkan dua pelajaran berharga yang mampu menguatkan iman percaya kita kepada Yesus Kristus. Pertama, Yesus Kristus adalah manusia yang sempurna sejak Ia masih bayi. Ia menjadi manusia yang sempurna karena orangtuanya melakukan tindakan-tindakan yang sesuai dengan ajaran-ajaran agama Yahudi seperti sunat, pentahiran, penyerahan anak sulung, dan persembahan korban sajian kepada Allah. Tindakan Maria dan Yusuf ini menjadi suatu teladan bagi para orangtua untuk memperhatikan apakah anak-anaknya hidup di dalam Tuhan dengan benar atau tidak? Ketika anak berjalan di jalan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, maka orangtua juga bersalah karena mereka tidak membimbing anak-anak dengan baik dan benar. Ketika orangtua datang membawa anak untuk dibaptis dan hadir dalam ibadah hari minggu, maka ini adalah contoh orangtua yang mendidik anak berjalan di jalan sesuai dengan kehendak Tuhan. Jika orangtua membiarkan anaknya mengkhianati perintah-perintah Tuhan, maka orangtua itu sedang berdosa di hadapan Tuhan. Orangtua bertanggung jawab penuh atas hidup anak di hadapan Tuhan sampai anak itu bertumbuh dewasa dan mampu mengambil keputusan sendiri di hadapan Tuhan. Setiap orangtua yang membimbing anaknya untuk hidup sesuai dengan perintah Tuhan adalah orangtua yang sempurna di hadapan Tuhan. Setiap anak yang berupaya untuk hidup sesuai dengan perintah Tuhan juga adalah anak yang sempurna di hadapan Tuhan.
Kedua, kata-kata yang mengatakan manusia tidak ada yang sempurna, hanya Allah yang sempurna adalah kata-kata yang tidak sesuai dengan ajaran Alkitab. Yesus Kristus itu adalah manusia yang merasakan sakit, lapar, haus, dan perasaan-perasaan lain yang dirasakan manusia. Yesus Kristus itu juga membutuhkan oksigen untuk bisa hidup. Artinya, tidak ada fakta Alkitab manapun yang menyangkal bahwa Yesus Kristus itu manusia. Yesus Kristus adalah manusia yang bisa mencapai kesempurnaan karena Ia melakukan segala sesuatu yang Tuhan katakan, meskipun harus mempertaruhkan nyawa, maka setiap manusia yang taat dan setia pada perintah Tuhan adalah manusia yang sempurna. Segala sesuatu yang Tuhan Yesus lakukan sebagai seorang manusia, maka itu berarti kita juga bisa melakukannya. Namun, pertanyaannya hanya satu yaitu, mampukah kita sungguh-sungguh sepenuh hati mau taat dan setia mengikuti hukum Tuhan? susah-susah gampang menjawab pertanyaan ini karena biasanya orang Kristen berpikir dua kali untuk taat dan setia kepada Tuhan. Kita masih membagi kesetiaan dan rasa percaya kita kepada Tuhan. Kita masih percaya dengan berbagai tahayul yang membuat kita tidak percaya pada kuasa Tuhan. Kita masih menyebut Kristen itu hanya soal agama, padahal Kristen itu bukan hanya soal agama tetapi soal keyakinan iman yang menentukan hidup dan mati kita sebagai seorang manusia. Menjadi seorang Kristen itu berarti dalam perbuatan dan perkataan, kita menunjukkan kesempurnaan dengan melakukan apa yang dilakukan Tuhan Yesus. Menjadi Kristen berarti percaya dengan sepenuh hati kita tidak ada kuasa lain di dunia ini yang berkuasa selain Yesus Kristus. Dalam hal inilah, kita sempurna sebagai manusia karena kita sesuai dengan perintah-perintah dan hukum-hukum Tuhan. Kiranya Firman Tuhan ini menguatkan dan mendorong kita sempurna untuk menjadi manusia yang sempurna dalam iman kepada Tuhan Allah seperti yang telah dilakukan oleh Yesus Kristus. Tuhan yesus memberkati kita semua. Amin.
Comments
Post a Comment