Tuhan, Sang Pecipta dan Penopang Kehidupan Seluruh Makhluk

 

REFLEKSI TEOLOGIS 

MAZMUR 104 : 1 - 5


Lagu adalah susunan nada yang diatur dengan kata-kata yang ditentukan oleh penulis lagu. Lagu adalah gambaran perasaan dari manusia atas pengalaman hidup yang pernah dialami. Sebagai contoh, jika seorang laki-laki yang sedang jatuh cinta kepada seorang perempuan, lalu laki-laki itu tiba-tiba mendengarkan lagu jahe ka jahe diputar maka lelaki itu akan ikut menyanyikan sambil membayangkan perempuan yang membuatnya jatuh cinta. Lagu adalah gambaran perasaan dari pengalaman hidup manusia. Saat kita menyanyikan sebuah lagu dan lirik dari lagu itu sesuai dengan perasaan kita, maka ada semangat yang berbeda saat kita menyanyikan lagu tersebut.

Pembacaan Alkitab kita pagi ini juga adalah sebuah lagu atau puji-pujian yang disampaikan oleh Daud (Mzm. 103 : 1). Pembacaan Alkitab kita dari Mazmur 104 : 1 – 5 adalah lagu yang ditulis Daud sendiri. Ia menulis lagu karena ia merasakan kebesaran dan kemegahan Tuhan melalui alam semesta. Sebelum menjadi raja, Daud adalah seorang gembala. Sebagai seorang gembala, ia memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan. Tidak hanya dengan Tuhan, seorang gembala sangat dekat dengan alam. Cuaca, pepohonan, hewan-hewan, dan segala ciptaan Tuhan lainnya adalah bagian dari kehidupan seorang gembala. Saat Daud sudah menjadi seorang raja, ia tidak menjadi kacang yang lupa kulit. Ia tetap memandang kebesaran dan kemegahan Allah melalui alam semesta sebagaimana seorang gembala. Raja adalah juga gembala bagi rakyat. Ia memimpin dan membimbing rakyatnya yaitu umat Israel untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.

Ketika Daud memuji dan menyanyikan kebesaran dan kemegahan Tuhan Allah, maka pujian dan nyanyian itu tidak hanya sebatas kata-kata saja. Pujian dan nyanyian itu datang dari pengalaman yang intim bersama Tuhan. Kata intim di sini berarti ada hubungan yang sangat dekat antara Daud dengan Tuhan. Daud merasakan penyertaan dan pertolongan Tuhan dalam masa-masa yang sulit selama hidupnya. Daud juga merasakan kebaikan serta pengampunan Tuhan saat ia jatuh dalam dosa. Daud mengakui bahwa Tuhan adalah penopang dari seluruh kehidupannya.

Daud tidak hanya mengakui Tuhan sebagai penopang hidupnya. Ketika Daud melihat keindahan alam semesta yaitu padang rumput, langit yang indah, pepohonan dan segala tumbuh-tumbuhan, maka Daud mengingat lagi kisah penciptaan yaitu kisah tentang Allah menciptakan bumi dan segala isinya. Daud tidak hanya mengagumi alam semesta, tetapi ia melihat Allah yang menciptakan alam semesta demikian indahnya. Dalam Kitab Kejadian I, kita bisa membaca di sana tentang tindakan Tuhan menciptakan dan mengatur segala sesuatu dalam alam semesta. Keteraturan adalah bagian dari keindahan karya Tuhan, yang kita temukan dalam alam semesta ini. Tuhan tidak hanya menopang kehidupan Daud, tetapi Tuhan juga adalah pencipta alam semesta yang menjadi tempat Daud hidup di dalamnya. Daud hidup di bumi, sedangkan Tuhan hidup di langit. Allah sangat berkuasa sehingga ia dapat memerintah benda-benda di langit sesuai dengan kehendak-Nya. Allah adalah pencipta dan penopang dari kehidupan seluruh umat manusia, termasuk Daud.

Dari penjelasan tentang pembacaan Alkitab ini, kita mendapatkan beberapa poin yang menjadi pelajaran. Pertama, lagu rohani adalah suatu bukti iman dari pengalaman iman seseorang bersama Tuhan. Saat kita menyanyikan lagu gereja, maka kita harus merasakan lirik dari lagu gerejawi itu. Saat kita menyanyikan lagu kami puji dengan riang, maka kita harus menyanyikan itu dengan semangat sebagaimana kita sungguh-sungguh memuji dan menganggungkan kebesaran Tuhan. Janganlah kita menyanyikan lagu Kami Puji Dengan Riang seperti kita menyanyikan lagu Tuhan kasihani. Lagu-lagu gerejawi itu dibuat untuk membantu kita mengingat kembali pengalaman hidup kita dengan Tuhan. Lagu-lagu itu bukan hanya kata-kata kosong, tetapi alat bantu untuk kita merasakan dan mengalami karya Tuhan dalam kehidupan kita. Kita didorong untuk mengingat dan merayakan kebesaran dan kemegahan Tuhan dalam lagu-lagu gerejawi yang kita nyanyikan.

Kedua, kita diajak untuk menjaga keteraturan yang Tuhan ciptakan dari semula. Alam semesta beserta isinya adalah ciptaan tangan Tuhan. Ia menciptakan dan mengatur segala sesuatu dalam alam semesta ini. Manusia bisa menikmati makanan dan minuman dari alam karena keteraturan yang Tuhan ciptakan. Namun, manusia mulai menciptakan “keteraturan” yang berbeda dengan Allah. Keteraturan bagi manusia adalah demi kepentingan manusia itu sendiri. Manusia melihat alam semesta bukan sebagai makhluk hidup yang setara. Manusia melihat alam sebagai sumber daya yang bisa diambil terus tanpa peduli dampak yang akan terjadi. Manusia mendirikan pabrik-pabrik yang mengelola sumber daya alam secara besar-besaran di berbagai belahan dunia. Dampaknya adalah cuaca yang semakin berubah dan iklim ekstrim yang mengakibatkan bencana alam seperti longsor, banjir, dan lain-lain. Keteraturan bagi manusia berbeda dengan Tuhan. Manusia tidak memikirkan keberlangsungan hidup dari makhluk-makhluk hidup lain. Sedangkan, keteraturan yang Tuhan ciptakan mempunyai tujuan untuk menopang kehidupan dari setiap makhluk, tidak hanya manusia. Sebagai orang-orang yang beriman, kita diajak untuk menyadari bahwa keteraturan yang Tuhan ciptakan sejak semula itu harus kembali kita wujudkan. Kita diajak untuk menjaga alam semesta ini karena kita mungkin hanya hidup sementara tetapi kerusakan alam semesta ini dapat terus berlanjut dan dirasakan oleh anak cucu kita. 

Daftar Pustaka

Waltke, Bruce K. The Psalms As Christian Worship A Historical Commentary. Grand Rapids : William B. Eerdmans, 2010.

Longman III, Tremper. Tyndale Old Testament Commentaries : Psalms Volumes 15 – 16. Illnois : IVP Academic.

VanGemeren, Willem A. The Expositor’s Bible Commentary Revised Edition : Psalms. Grand Rapids : Zondervan. 2008.

Comments

Popular posts from this blog

Dua Sisi Kesetiaan

Pemulihan Atas Hubungan Yang Rusak

Dari Ritual Menuju Aktual : Mencari Tuhan Melalui Kata dan Perbuatan yang Baik Dalam Kehidupan Sehari-Sehari